21 Mei 2008

Meski sudah jadi pemain nasional Bobby Satria dan Fauzan Jamal tetap bersedia main bersama pemain PSTS lainnya


Bobby Satria bersama Jafri Sastra Pelatih Kepala PSTS dengan komputer yang disumbangkan Bobby untuk PSTS


Tim PSTS Tabing juara Turnamen U-18 yang digelar SSB Anak Bangsa di Parak Laweh tahun 2008


Para pemain muda PSTS Tabing diberikan petunjuk oleh pelatih dalam suatu turnamen


Jafri Sastera sang pelatih PSTS sedang melatih anak didiknya


Jafri Sastera sang pelatih PSTS sedang melatih anak didiknya-1


Jafri Sastera sang pelatih PSTS sedang melatih anak didiknya-2


Tak harus selalu serius, Jafri dan Zaini kadang juga bercanda dalam melatih anak didiknya


Tim PSTS Piala Gubernur II, sebuah iven yang pernah digelar PSTS Tabing dan sangat fenomenal untuk Turnamen sekelas Usia 18 Tahun


Tiga Pemain PSTS, Septia Eferi, Irwandi dan Bobby Satria saat terpilih masuk Timnas U-16 di Medan bersama pelatihnya termasuk Jairo Matos asal Brazil


19 Mei 2008

Jafri Sastra Pelatih Kepala PSTS Tabing mendampingi sejumlah pelatih sepakbola Padang lain menyaksikan pertandingan

Bobby Satria pemain Persita Tangerang yang merupakan produk asli PSTS Tabing ikut hadir memberi semangat kepada adik-adiknya bertanding

Tim SSB PSTS vs SSB Balaibaru satu di antara sekian pertandingan di Turnamen In Memorium H. Mardianus Mansyur

Amriono SH mantan pemain PSTS yang baru dilantik jadi Direktur Umum PDAM Padang saat membuka turnamen

Dian Eddy Mansyur putra almarhum menyerahkan Piala kepada SSB Anak Bangsa tim yang jadi juara turnamen disaksikan Pj Ketua Umum PSTS N. Nofi Sastera

Piala yang diperebutkan pada Turnamen In Memorium H. Mardianus Mansyur

Tim PSTS Piala In Memorium H. Mardianus Mansyur

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (10)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (9)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (8)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (7)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (6)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (5)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (4)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (3)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (2)

Meninggalnya Ketua Umum PSTS Tabing (1)

KLUB KAMPUNG BERPRESTASI KOTA


PSTS MASA LALU

Kalau saja tak ada Bandara Tabing, mungkin kampung kecil bernama Tabing ini takkan berarti apa-apa. Hal itu wajar, mengingat kampung ini cukup jauh dari pusat kabupaten Padang Pariaman. Di masa lalu, Tabing seperti juga daerah pinggiran kota Padang sekarang, bagi banyak orang, bahkan sering disebut PAPIKO alias Padang Pinggir Kota atau Padang Pisah Kota. Namun cemooh sebagai orang pinggiran itu pula yang membuat motivasi jadi bangkit. Sadar bahwa Bandara tak bisa terus jadi kebanggaan - terbukti Bandara akhirnya pindah ke Ketaping - masyarakat Tabing kemudian mencari sesuatu yang lain untuk mencatatkan dirinya di mata siapa saja. Wacana itu akhirnya didapat melalui sepakbola lewat sebuah klub yang bernama PSTS Tabing. Terbukti pada penyelenggaraan Turnamen Sepakbola antar Nagari se Sumbar perebutan Piala Harun Zain Cup, PSTS berhasil jadi juara dua kali berturut-turut. Di tahun 1975, di final PSTS mengalahkan wakil kota Padang yakni tim Ulak Karang dan 1976 di final juga mengalahkan wakil dari kota Padang, Parak Kerambil. Patut dicatat, pada tahun-tahun itu, Tabing belumlah menjadi bagian dari kota Padang, sebaliknya Tabing masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Padang Pariaman.

Keberhasilan ini sepertinya menyiratkan bahwa meski hanya merupakan klub kampung, tapi PSTS Tabing sudah berprestasi kota. Padahal, jika melihat sejarah lahirnya, PSTS saat itu baru berumur satu tahun, karena secara resmi, PSTS memang baru didirikan pada tahun 1974. Pendiriannya berawal dari adanya kato sapakat pemuka masyarakat Tabing dan Nagari Koto Tangah umumnya untuk mendirikan sebuah klub sepakbola yang bisa mewakili Koto Tangah secara keseluruhan. Hal itu karena sejak tahun 1970, di Tabing sendiri sering terjadi perpecahan ketika ingin membentuk klub sepakbola yang dapat mewakili Tabing secara keseluruhan. Tercatat nama-nama klub sepakbola yang ada di Tabing selama tahun 1970 sampai 1974 itu selalu saja berdasar keinginan siapa yang mendirikan. Ada PST, Portas, Tabing Putra, sebelum akhirnya bernama Persatuan Sepakbola Tabing dan Sekitarnya atau PSTS Tabing.

PSTS MASA SEKARANG

Sejak era juara piala Harun Zain Cup, ditambah lagi dengan bergabungnya Tabing atau kecamatan Koto Tangah keseluruhannya menjadi bagi dari kota Padang pada tahun 1976, nama PSTS Tabing terus berkibar di kalangan persepak-bolaan Sumatera Barat. Tak hanya lewat gelar-gelar juara yang direbut tim PSTS, tapi juga lewat prestasi perorangan para pemain PSTS yang terpilih masuk tim-tim utama di Sumatera Barat seperti PSP Padang atau Semen Padang. Di PSP misalnya, pernah tercatat nama-nama seperti Faisal Fahmi, Zal Monek, Dasrul Aua dan banyak lagi pemain yang berasal dari PSTS Tabing. Sedang di Semen Padang juga pernah tercatat nama-nama seperti Arif Pribadi, Eddy Mansyur, Syofinal, Darman Manggus, Erinaldi dan lain-lainnya. Namun meski sudah memiliki segudang prestasi seperti itu, para pemain dan pengurus PSTS Tabing, tetap saja tidak marah, malahan bangga, jika klub mereka tetap disebut sebagai klub kampung. Tapi, meskipun klub kampung, PSTS tetap berprestasi kota.

Di masa sepuluh tahun belakangan, nama PSTS Tabing bahkan semakin nyata berkibar di seluruh pelosok Sumatera Barat maupun nasional. Meski tak harus lewat bondennya PSP Padang, namun para pemain PSTS sering terpilih jadi pemain nasional. Sebutlah seperti Andre Syarifuddin dan Tommy Pranata yang pernah masuk Timnas U-20 di tahun 2000, lalu trio Bobby Satria, Irwandi dan Septia Eferi yang terpilih ke Timnas U-16 (meski terakhir hanya Bobby Satria yang bertahan serta akhirnya terpilih sebagai pemain Timnas PSSI U-20 dan U-23, bahkan sempat menjadi KAPTEN TIM. Setelah Bobby Satria, satu lagi pemain PSTS M. Fauzan Jamal, terpilih pula masuk Timnas Pelajar. Terakhir yang paling membanggakan, di tahun 2008 ini, seorang pemain PSTS lainnya Devitra, bahkan terpilih masuk Pelatnas Tim Nasional U-16 yang pelatihannya berlangsung selama empat tahun di negara Uruguay. Saat ini pula sejumlah pemain PSTS lainnya juga berkibar di beberapa klub sepakbola ternama di nusantara ini. Tommy Pranata misalnya ada di PSMS Medan, Bobby Satria di Persita Tangerang, M. Fauzan Jamal di Semen Padang, Andre Syarifuddin, Abdul Faisal Buya dan Abdil Amar di PSP Padang.

Di sisi lain, secara kelembagaan nama PSTS Tabing juga sempat menjulang seiring dengan dilaksanakannya Turnamen Sepakbola Liga Remaja Usia 18 Thn perebutan trophy bergilir Piala Gubernur Sumatera Barat sejak tahun 2000 yang pelaksanaannya menggunakan semua ketentuan dan peraturan yang ada di PSSI. Peserta turmamen yang digelar sekali dua tahun itu, awalnya hanya antar klub yunior terbaik se Sumatera Barat. Tapi di tahun 2004 ini, saat Piala Gubernur ke III diperebutkan, turnamen ini meningkat kualitasnya dimana tim peserta bukan lagi klub se Sumatera Barat, tapi langsung tim yunior persiapan Piala Suratin dari seluruh Dati II di Sumatera Barat.

Saat ini, PSTS Tabing juga berkeinginan untuk terjun langsung ke Kompetisi Divisi III PSSI, mengingat secara materi pemain dan sistem kompetisi di PSSI memungkinkan. Namun mengingat tuntutan sebagai klub sepakbola profesional cukup berat yakni diperlukan dana yang cukup besar, sehingga terpaksalah ditunda dulu keinginan itu untuk sementara waktu. Terlepas dari ditundanya keinginan untuk langsung menjadi klub profesional itu, namun melihat cukup suksesnya pembinaan di klub kampung ini wajarlah jika kita semua berujar, “Bravo PSTS Tabing!”

Fauzan (kiri) dan Bobby (kanan) mengapit dua pelatih klub PSTS yakni M. Zaini Caniago dan Jafri Sastra di lapangan PSTS

BOBBY SATRIA DAN FAUZAN JAMAL

Tak Melupakan Almamater

Sukses yang telah diraih baik sebagai pemain nasional maupun main di klub ternama, ternyata tak membuat dua pemain muda Bobby Satria dan M. Fauzan Jamal lupa diri dan sombong. Terbukti ia tetap bersedia latihan dan main untuk klub yang telah melahirkan dan membesarkannya, PSTS Tabing.

”Mumpung libur kompetisi dan kebetulan lagi di Padang, makanya Bobby tetap usahakan bisa latihan dan main dengan teman-teman di PSTS. Bagaimana pun, Bobby takkan pernah lupa dengan klub yang telah membesarkan Bobby,“ ujar mantan pemain Timnas U-23 yang kini memperkuat Persita Tangerang ini.

”Kalau saya rumah orangtua memang dekat dengan lapangan PSTS. Mumpung libur kompetisi, saya juga ingin kumpul dengan teman-teman lama. Termasuk tentu juga dengan para pelatih dan pengurus klub yang telah membesarkan saya,“ ujar Fauzan yang pernah menjadi pemain Timnas Pelajar.

Kerendahan hati para pemain PSTS, termasuk juga dilakukan Tommy Pranata (PSMS Medan), Abdul Faisal dan Andre Syarifuddin (PSP Padang) serta Irwandi (Tim PON Banten) tentu membuat bahagia para pelatih PSTS Tabing seperti Jafri Sastra dan M. Zaini Caniago.

”Bukan hanya karena mereka juga sudah pernah menyumbang kostum main dan komputer buat PSTS Tabing. Tapi kerendahan hati dan kesediaan mereka untuk kembali ke almamaternya inilah yang membanggakan saya sebagai pelatihnya,“ ujar Jafri Sastra. (nof)