19 Mei 2008

KLUB KAMPUNG BERPRESTASI KOTA


PSTS MASA LALU

Kalau saja tak ada Bandara Tabing, mungkin kampung kecil bernama Tabing ini takkan berarti apa-apa. Hal itu wajar, mengingat kampung ini cukup jauh dari pusat kabupaten Padang Pariaman. Di masa lalu, Tabing seperti juga daerah pinggiran kota Padang sekarang, bagi banyak orang, bahkan sering disebut PAPIKO alias Padang Pinggir Kota atau Padang Pisah Kota. Namun cemooh sebagai orang pinggiran itu pula yang membuat motivasi jadi bangkit. Sadar bahwa Bandara tak bisa terus jadi kebanggaan - terbukti Bandara akhirnya pindah ke Ketaping - masyarakat Tabing kemudian mencari sesuatu yang lain untuk mencatatkan dirinya di mata siapa saja. Wacana itu akhirnya didapat melalui sepakbola lewat sebuah klub yang bernama PSTS Tabing. Terbukti pada penyelenggaraan Turnamen Sepakbola antar Nagari se Sumbar perebutan Piala Harun Zain Cup, PSTS berhasil jadi juara dua kali berturut-turut. Di tahun 1975, di final PSTS mengalahkan wakil kota Padang yakni tim Ulak Karang dan 1976 di final juga mengalahkan wakil dari kota Padang, Parak Kerambil. Patut dicatat, pada tahun-tahun itu, Tabing belumlah menjadi bagian dari kota Padang, sebaliknya Tabing masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Padang Pariaman.

Keberhasilan ini sepertinya menyiratkan bahwa meski hanya merupakan klub kampung, tapi PSTS Tabing sudah berprestasi kota. Padahal, jika melihat sejarah lahirnya, PSTS saat itu baru berumur satu tahun, karena secara resmi, PSTS memang baru didirikan pada tahun 1974. Pendiriannya berawal dari adanya kato sapakat pemuka masyarakat Tabing dan Nagari Koto Tangah umumnya untuk mendirikan sebuah klub sepakbola yang bisa mewakili Koto Tangah secara keseluruhan. Hal itu karena sejak tahun 1970, di Tabing sendiri sering terjadi perpecahan ketika ingin membentuk klub sepakbola yang dapat mewakili Tabing secara keseluruhan. Tercatat nama-nama klub sepakbola yang ada di Tabing selama tahun 1970 sampai 1974 itu selalu saja berdasar keinginan siapa yang mendirikan. Ada PST, Portas, Tabing Putra, sebelum akhirnya bernama Persatuan Sepakbola Tabing dan Sekitarnya atau PSTS Tabing.

PSTS MASA SEKARANG

Sejak era juara piala Harun Zain Cup, ditambah lagi dengan bergabungnya Tabing atau kecamatan Koto Tangah keseluruhannya menjadi bagi dari kota Padang pada tahun 1976, nama PSTS Tabing terus berkibar di kalangan persepak-bolaan Sumatera Barat. Tak hanya lewat gelar-gelar juara yang direbut tim PSTS, tapi juga lewat prestasi perorangan para pemain PSTS yang terpilih masuk tim-tim utama di Sumatera Barat seperti PSP Padang atau Semen Padang. Di PSP misalnya, pernah tercatat nama-nama seperti Faisal Fahmi, Zal Monek, Dasrul Aua dan banyak lagi pemain yang berasal dari PSTS Tabing. Sedang di Semen Padang juga pernah tercatat nama-nama seperti Arif Pribadi, Eddy Mansyur, Syofinal, Darman Manggus, Erinaldi dan lain-lainnya. Namun meski sudah memiliki segudang prestasi seperti itu, para pemain dan pengurus PSTS Tabing, tetap saja tidak marah, malahan bangga, jika klub mereka tetap disebut sebagai klub kampung. Tapi, meskipun klub kampung, PSTS tetap berprestasi kota.

Di masa sepuluh tahun belakangan, nama PSTS Tabing bahkan semakin nyata berkibar di seluruh pelosok Sumatera Barat maupun nasional. Meski tak harus lewat bondennya PSP Padang, namun para pemain PSTS sering terpilih jadi pemain nasional. Sebutlah seperti Andre Syarifuddin dan Tommy Pranata yang pernah masuk Timnas U-20 di tahun 2000, lalu trio Bobby Satria, Irwandi dan Septia Eferi yang terpilih ke Timnas U-16 (meski terakhir hanya Bobby Satria yang bertahan serta akhirnya terpilih sebagai pemain Timnas PSSI U-20 dan U-23, bahkan sempat menjadi KAPTEN TIM. Setelah Bobby Satria, satu lagi pemain PSTS M. Fauzan Jamal, terpilih pula masuk Timnas Pelajar. Terakhir yang paling membanggakan, di tahun 2008 ini, seorang pemain PSTS lainnya Devitra, bahkan terpilih masuk Pelatnas Tim Nasional U-16 yang pelatihannya berlangsung selama empat tahun di negara Uruguay. Saat ini pula sejumlah pemain PSTS lainnya juga berkibar di beberapa klub sepakbola ternama di nusantara ini. Tommy Pranata misalnya ada di PSMS Medan, Bobby Satria di Persita Tangerang, M. Fauzan Jamal di Semen Padang, Andre Syarifuddin, Abdul Faisal Buya dan Abdil Amar di PSP Padang.

Di sisi lain, secara kelembagaan nama PSTS Tabing juga sempat menjulang seiring dengan dilaksanakannya Turnamen Sepakbola Liga Remaja Usia 18 Thn perebutan trophy bergilir Piala Gubernur Sumatera Barat sejak tahun 2000 yang pelaksanaannya menggunakan semua ketentuan dan peraturan yang ada di PSSI. Peserta turmamen yang digelar sekali dua tahun itu, awalnya hanya antar klub yunior terbaik se Sumatera Barat. Tapi di tahun 2004 ini, saat Piala Gubernur ke III diperebutkan, turnamen ini meningkat kualitasnya dimana tim peserta bukan lagi klub se Sumatera Barat, tapi langsung tim yunior persiapan Piala Suratin dari seluruh Dati II di Sumatera Barat.

Saat ini, PSTS Tabing juga berkeinginan untuk terjun langsung ke Kompetisi Divisi III PSSI, mengingat secara materi pemain dan sistem kompetisi di PSSI memungkinkan. Namun mengingat tuntutan sebagai klub sepakbola profesional cukup berat yakni diperlukan dana yang cukup besar, sehingga terpaksalah ditunda dulu keinginan itu untuk sementara waktu. Terlepas dari ditundanya keinginan untuk langsung menjadi klub profesional itu, namun melihat cukup suksesnya pembinaan di klub kampung ini wajarlah jika kita semua berujar, “Bravo PSTS Tabing!”

Tidak ada komentar: