1. Alm. Bapak M. Yasin atau Pak Acin
Beliau adalah Ketua Umum pertama klub PSTS Tabing. Meski pendirian klub PSTS Tabing di awal tahun 1975 itu hanyalah lewat pernyataan dan kemudian diiringi dengan latihan dan bertanding, namun Bpk. M.Yasin dinilai sukses memimpin PSTS. Hasil fenomenal yang diraih PSTS di masa kepemimpinan Beliau adalah PSTS Tabing menjadi Juara Piala Harun Zain Cup dua kali berturut-turut tahun 1976 dan 1977. Profesi Pak Acin sendiri sehari-harinya hanyalah sopir. Namun dengan profesi sebagai sopir itu pula ia tak sulit untuk membawa PSTS kemana pun bertanding, meski akhirnya ia lebih sering nombok setoran kepada pemilik mobil. Penyebabnya karena waktu manambang mobil bus Surya yang disopirinya lebih banyak digunakan untuk membawa PSTS ketimbang mencari setoran. Bapak M. Yasin yang tetap setia tinggal di pinggir lapangan PSTS Tabing ini meninggal dunia Senin 2 Maret 2009 lalu tepatnya beberapa hari sebelum Turnamen Piala Ibrani digelar. Beliau meninggal dalam usia 74 tahun
2. Bapak Drs. Nasrun Mansyur atau Anas Mansyur
Boleh dikatakan Beliaulah saat ini satu-satunya pelaku sejarah PSTS yang masih setia mendampingi klub yang telah didirikannya berdua dengan Alm. Bapak M. Yasin di tahun 1975 lalu. Mungkin terdengar aneh kok bisa hanya berdua saja mendirikan klub sepakbola. Namun memang begitulah keadaannya. Lebih aneh lagi, Bapak Nasrun Mansyur saat itu tidak hanya menjadi Wakil Ketua PSTS, tapi juga menjadi pemain PSTS. Karena ketangguhannya sebagai pemain belakang, disamping juga paling senior di antara pemain PSTS saat itu, maka Bapak Nasrun Mansyur juga menjadi Kapten Kesebelasan PSTS Tabing. Beliaulah kapten PSTS dalam merebut dua kali Juara Piala Harun Zain Cup pada tahun 1976 dan 1977. Saat ini meski dalam usia yang beranjak tua, Bang Anas, demikian kami memanggilnya, tetap setia mendampingi adik-adiknya mengurus PSTS Tabing. Dalam kepengurusan baru PSTS Tabing periode 2009-2013 ini Beliau diminta menjadi Ketua Badan Pengawas PSTS Tabing.
3. Alm. Bapak H. Mardianus Mansyur atau Eddy Mansyur
Hampir sama dengan kakaknya Nasrun Mansyur, Bapak Mardianus Mansyur adalah pemain kunci PSTS saat merebut dua kali juara Piala Harun Zain Cup. Sebab Eddy Mansyur, begitu panggilan akrabnya, saat itu menjadi kiper PSTS. Dalam kehidupan sehari-hari, Bapak Eddy Mansyur juga dikenal memiliki kepribadian yang kuat dan jiwa kepemimpinan yang tegas. Itu sebabnya ia kemudian dipilih untuk menjadi Ketua Umum PSTS yang kedua sejak tahun 1983. Di bagian lain, dalam bermasyarakat Eddy Mansyur juga tercatat sebagai Ketua LPM paling lama di Kelurahan Perupuk Tabing. Ia juga sempat jadi pengurus PSP Padang dan Pengda PSSI Sumbar. Namun Tuhan berkata lain. Dalam usia yang masih enerjik, 55 tahun, ia dipanggil Yang Maha Kuasa pada tanggal 23 Agustus 2007. Kepergian Bapak Eddy Mansyur otomatis mengakhiri pengabdian Beliau untuk PSTS baik sebagai pemain di masa 1975-1983 maupun pengabdian sebagai Ketua Umum PSTS selama 24 tahun sejak 1983 sampai 2007.
4. Alm. Bapak Lasidi
Bagi sebagian orang muda di Tabing nama Beliau mungkin tak terlalu dikenal. Tapi tidak bagi pengurus dan para pemain PSTS. Mantan anggota Kesdam (Kesehatan Daerah Militer) III Bukit Barisan yang kemudian menjadi pegawai Dolog Sumbar ini adalah tokoh yang sangat berjasa dalam memenej pengembangan dan pencapaian prestasi PSTS Tabing saat itu. Keberhasilan PSTS merebut dua kali juara Piala Harun Zain Cup di usia yang masih sangat muda – satu tahun - bisa dikatakan adalah buah kerja keras Bapak Lasidi. Sebab Beliaulah yang begitu getol bekerja-keras mengumpulkan sumbangan demi sumbangan agar PSTS tetap bisa latihan, berujicoba dan bertanding hingga juara Piala Harun Zain Cup. Beliau pulalah yang tidak hanya berusaha dari sisi non tekhnis menyediakan hampir segala kebutuhan tim PSTS, tapi juga dari sisi teknis mencarikan pelatih yang bagus untuk PSTS. Dengan pendekatan Beliau, pelatih bagus sekaliber Bapak Yan Legan akhirnya bisa diboyong ke Tabing untuk melatih PSTS. Tak heran bila dalam usia satu tahun PSTS sudah berhasil langsung menjadi juara Piala Harun Zain Cup
5. Alm. Bapak Yanuar Legan
Rasanya mungkin tak ada insan sepakbola di kota Padang yang tidak kenal dengan Bapak Yanuar Legan atau lebih sering dipanggil Yan Legan. Selain karena mantan pemain PSP Padang dan pernah melatih PSTS Tabing, Beliau juga sempat melatih beberapa klub lain di kota Padang maupun pernah melatih PSP Padang. Kehadirannya untuk melatih PSTS Tabing adalah karena ajakan Bapak Lasidi. Gemblengannya yang terkenal keras dan sering diiringi dengan carut-marut bagi para pemain PSTS saat itu ternyata sangat manjur dan bermanfaat. Terbukti hasil gemblengannya dalam waktu singkat bisa mengantarkan PSTS jadi juara Piala Harun Zain Cup. Bapak Yan Legan memang pelatih bertype keras dan serius. Namun meski keras di lapangan, ia tetap familiar di luar lapangan. Meski jadual latihan PSTS hanya sampai jam 6 sore, namun ia baru pulang ke rumahnya di Palinggam sekitar jam 11 atau 12 malam. Ini karena ia asyik bercerita sepakbola dengan para pengurus dan pemain PSTS saat itu. Untung saja Beliau memiliki isteri dan keluarga yang pengertian. Sehingga rasa pengertian itu pulalah yang membuat Da Yan, begitu ia sering dipanggil leluasa memberikan ilmu sepakbola dan mengantarkan PSTS menjadi juara.
Presiden Soekarno dalam suatu kesempatan berpidato pernah memberi judul pidatonya dengan kata-kata JAS MERAH yang kurang lebih kepanjangannya adalah JANGAN SESEKALI MELUPAKAN SEJARAH !
Karenanya .........
Sekecil apa pun jasa dan pengabdian yang telah ditoreh seseorang, bagaimana pun itu adalah bagian dari sejarah.
Untuk itu ..........
Pengurus baru PSTS Tabing pun sangat menyadari itu. Itu sebabnya pengurus PSTS Tabing akan selalu menghargai semua jasa, pengabdian serta prestasi dari para pendiri, senior dan siapa pun yang telah berjasa kepadanya.
Insya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar